Dalam sebulan terakhir, dai kondang Ustadz Abdul Somad mendapat 2 kali perlakuan tak menyenangkan di 2 daerah berbeda. Pertama, dipersekusi di Bali, Indonesia pada Desember 2017 saat hendak ceramah terkait dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kedua, ditolak masuk ke Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok (China) saat hendak ceramah di hadapan tenaga kerja wanita asal Indonesia pada akhir Desember 2017.
Ustadz Somad ditolak ceramah karena dituding bisa memecah belah persatuan hingga radikal, padahal tak ada bukti ditunjukkan.
Apa yang menimpa dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau tersebut kemudian ramai diberitakan di Tanah Air.
Melihat kejadian tersebut, hati Muhammad Syamsi Ali atau Shamsi Ali, imam di Islamic Center of New York dan direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New York, Amerika Serikat terketuk dan kecewa kepada pihak yang menolak.
Dia merasa sangat aneh jika Ustadz Somad dituding melalui hal yang tak logis.
“Tapi jika seorang Abdul Somad yang sopan, santun, imbang dan moderat, menghormati perbedaan, cinta sesama Muslim dan sesama manusia, dan cinta damai dicekal? Lalu siapa lagi yang dianggap tidak radikal? Apakah menyampaiakan Islam dengan jujur dan apa adanya itu radikal?” demikian ditulis alumnus Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul-Arqam, Makassar, Sulawesi Selatan ini melalui akunnya pada Facebook.
Shamsi Ali yang telah mempelajari ceramah Ustadz Somad melalui media sosial YouTube justru menilai isi ceramah beliau selama ini sangat bagus, bukan ujaran kebencian yang bisa memecah belah persatuan.
“Justeru yang membuat saya terkagum dengan beliau adalah keseimbangan dalam memahami Islam. Mungkin bahasa populernya beliau sangat moderat dalam pemahaman. Tidak ekstrim ke samping mana saja, baik kiri maupun kanan,” demikian ditulisnya.
“Tapi yang lebih penting adalah keluasan ilmu dan referensi agama yang beliau miliki. Sungguh saya senang ketika seseorang beragumentasi dan menyampaikan argumentasi dengan referensi dan pemahaman yang luas,” tulisnya lagi.
Selain mempelajari ceramah Ustadz Somad melalui YouTube, Shamsi Ali juga mencoba mengenalnya dengan cara bertemu langsung beliau.
Pada Juli 2017 lalu, ketika dia ke Indonesia, dia bertemu di tempat Ustadz Muhammad Arifin Ilham dan saat ke Makassar.
Setelah bertemu dengan Ustadz Somad, Shamsi Ali kemudian mencoba mengajak beliau ke Amerika Serikat.
“Subhanallah beliau dengan sangat hormat dan lapang dada merespons dengan positif undangan kami ke US insya Allah,” tulis Shamsi Ali.
Namun, melalui tulisannya, Shamsi Ali tak menyebutkan kapan Ustadz Somad akan berangkat ke Amerika.
Selengkapnya, berikut tulisannya yang di-posting sejak Selasa (26/12/2017).
Ust. Abdul Somad yang saya kenal
Imam Shamsi Ali*
Saya sangat kecewa dengan tindakan atau kebijakan sebagian pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri, terhadap Ust. Abdul Somad. Kejadian Bali beberapa hari lalu, dan kejadian Hongkong juga tiga hari lalu sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dibanggakan oleh dunia, khususnya yang menganut paham demokrasi dengan kebebasan (freedom) sebagai esensi dasarnya.
Apapun alasannya pencekalan itu baik oleh oknum masyarakat maupun pemerintah sangat tidak sejalan dengan semangat kebebasan dan keragaman.
Dalam dunia demokrasi yang kita kenal, seperti Amerika, kebebasan ekspresi, berbicara dan berpendapat itu hak asasi manusia yang sangat dihormati. Dan tidak akan dianggap ancaman selama itu masih dalam batas opini atau bicara (speech). Maka mengeritik presiden sekalipun adalah hal wajar selama tidak ada ancaman, apalagi tindakan kekerasan (violence).
Sejujurnya saya belum terlalu lama mengenal Ust. Abdul Somad, MA. Baru sekitar bulan Juli lalu saya kembali ke Jakarta dan salah seorang pengurus Islamic Center Jakarta memberikan usulan agar ceramah-ceramah saya direkam. Menurutnya ada seorang Ust. saat ini yang menjadi magnet, disenangi di mana-mana. Beliaupun menyebutkan nama itu, Ust. Abdul Somad.
Dari situlah saya menjadi ingin tahu siapa gerangan sosok itu. Saya cari beliau di youtube, dan subhanallah, beliau adalah sosok ulama yang luar biasa. Saya tidak terlalu tertarik dengan kepopulerannya. Karena bintang film juga banyak yang populer, politisi juga demikian. Bagi saya banyak cara untuk populer. Teroris juga populer karena kejahatannya.
Justeru yang membuat saya terkagum dengan beliau adalah keseimbangan dalam memahami Islam. Mungkin bahasa populernya beliau sangat moderat dalam pemahaman. Tidak ekstrim ke samping mana saja, baik kiri maupun kanan.
Tapi yang lebih penting adalah keluasan ilmu dan referensi agama yang beliau miliki. Sungguh saya senang ketika seseorang beragumentasi dan menyampaikan argumentasi dengan referensi dan pemahaman yang luas.
Maka ceramah-ceramah yang diselingi dengan humor-humor yang sesuai dan mengena bagi saya memang sangat wajar jika memiliki daya atraksi yang tinggi. Sehingga di mana-mana beliau dicari, diterima oleh massa yang sangat besar.
Karakter mulia
Tapi yang paling saya kagumi dari guru kita ini adalah kesederhanaan, apa adanya, dan insya Allah mengatakan dan melakukan semuanya tanpa dipoles-poles. Beliau melakukan dakwah tampa pilih, di kota besar atas undangan pejabat besar atau dipelosok desa atas undangan rakyat kecil. Bagi beliau semuanya punya hak yang sama.
Melalui berbagai ceramah di youtube, saya diam-diam memang jatuh hati baik oleh pemikiran dan pendapat keagamaan beliau maupun cara penyampaian yang berkarakter dan menyegarkan. Bahkan jujur saya banyak menimba ilmu baru dan segar dari ceramah-ceramah beliau.
Oleh karenanya saya memutuskan untuk mengundang beliau. Saya mencari kontak beliau dan mengontak beliau. Subhanallah beliau dengan sangat hormat dan lapang dada merespon dengan positif undangan kami ke US insya Allah.
Keinginan saya untuk mengundang beliau adalah selain memberikan tausiah-tausiah ke masyarakat Indonesia di Amerika, juga seorang ustadz, apalagi sebesar nama beliau perlu diberikan akses global. Bahwa keluasan ilmu agama menjadi sangat penting untuk dibarengi oleh pengalaman yang lebih banyak sehingga wawasan akan semakin menjadi luas pula.
Maka saya berusaha menemui beliau di saat ada kesempatan kembali ke tanah air. Kesempatan itupun terjadi di tempat Ust. Arifin Ilham, Sentul. Subhallah saya menemukan sosok yang luar biasa dalam kesederhanaan, kesahajaan, tapi memilii kharisma dalam kata dan penyampaian.
Dua hari setelah itu kembali kami dipertemukan di kampung halaman saya di Makassar. Saya sungguh kagum betapa beliau dikarunia Allah kemampuan keilmuan dan daya tarik sehingga massa begitu berlimpah untuk mendengarkan tausiah-tausiah beliau.
Maka mendengarkan berita penolakan dan pencekalan itu menjadikan saya kecewa, entah kepada siapa. Walau saya sadar bahwa da’wah itu alamiahnya pasti akan tertantang. Saya bukan mempermasalahkan itu. Tapi mereka yang menolak atau mencekal dengan tuduhan-tuduhan yang jahat, bahkan tanpa ada bukti.
Sempurnahkan Ust. Abdul Somad? Apakah beliau bersih sama sekali dari kekurangan dan kesalahan?
Kata orang Amerika, who the hell is perfect? Siapa yang sempurna?
Tapi jika seorang Abdul Somad yang sopan, santun, imbang dan moderat, menghormati perbedaan, cinta sesama Muslim dan sesama manusia, dan cinta damai dicekal? Lalu siapa lagi yang dianggap tidak radikal? Apakah menyampaiakan Islam dengan jujur dan apa adanya itu radikal?
Kalau ternyata radikalisme itu dipahami demikian, maka saya mengatakan tidak setuju dengan konsep moderasi. Jika moderasi berarti menyembunyikan kebenaran, mengesampingkan keadilan, maka masanya kita perlu merumuskan konsep moderasi yang berbeda. Wallahu a’lam!
Denver, 25 Desember 2017
*)Presiden Nusantara Foundation
Sumber: tribunnews.com
The number of mesothelioma cases diagnosed in the United States alone has been rising to about 2,000 to 3,000 annually. Experts claim that this is due to the heavy industrialization efforts in the country during the past decades.
The District of Columbia is among those US states where there are high-recorded legal complaints linked to the onset of mesothelioma. That is because there has been significant industrialization efforts in the past and there are several mines and edifices that still use asbestos.
Asbestos is the building construction material that is solely cited as the main cause for mesothelioma. Studies all around the world in the previous years, as early as 1898, have been constantly showing more and more evidence about the role exposure to asbestos could have in causing people to contract the disease.
There are many attorneys and law firms in the District of Columbia, but the problem is not all of them would be capable of representing you in your legal complaint about the companies that exposed you to mesothelioma. But if you would be watchful and patient enough, you would soon realize that the initiative would not be hard to accomplish.
Before getting to the guidelines that would help you find those attorneys fit to assist you, it would be helpful if you would fully comprehend mesothelioma and how asbestos firms should be liable in the widespread onset of the disease among people.
What is mesothelioma?
Mesothelioma is a rare form of cancer characterized by the presence of malignant tumors in the sac inside the chest. Mesothelioma basically affects the mesothelia tissue, which is responsible in helping the lungs carry its usual function.
The next concept you should know would be how mesothelioma is linked to asbestos. Asbestos is a disintegrating material that has been found to cause mesothelioma. Asbestos disintegrates into very tiny and almost invisible fibers that could go into the air and reach the lungs through inhalation.
Asbestos when left exposed to the air would surely disintegrate and people in the vicinity would certainly inhale those fibers, without them knowing of the imminent danger. The exposure would not affect health abruptly. It is estimated that it would take about two months of exposure to asbestos for the body to accumulate enough particles of the substance and eventually lead to the development of the disease.
What is more unusual about mesothelioma is that the accumulated particles would not develop into tumors or cancer until up to 20 to 30 years post-exposure. That is why people exposed to asbestos in the 1960s were diagnosed with mesothelioma only during the 1980s to 1990s.
Companies and developments that used asbestos in the past should never run out of the complaints unscathed. That is because it has been found certain that there is no other possible cause to mesothelioma than asbestos exposure.
Finding attorneys in the District of Columbia
Lawyers and law firms that are familiar with mesothelioma cases are also rising in number. That is because through the years, more and more people diagnosed with the ailment have been seeking compensation for the health hazard asbestos caused to them.
It is estimated that the volume of mesothelioma medical cases and legal complaints would continue to rise up through the years and peak by 2020. After that, the number of such cases would decline until fully curtailed. That is because most firms and construction developments around the world have stopped using asbestos as a potent insulator since 1980s when people have started demonstrating against the health hazards posed by asbestos exposure.
But in the meantime, here are some practical guidelines that would help you find the best attorneys who could represent you well in this ever-demanding and tedious legal battle.
o Seek advice and recommendations from peers and experts. Do a little research so you could identify those attorneys or law firms that have already handled such cases.
o Do not entrust your case to seasoned attorneys who are new to handling such cases. This is to ensure that you would have a greater chance of being compensated.
o If the attorney has already handles similar cases, find out if he was able to win them all. If not, seek a better lawyer.
Overall, the best tip you should take is: be determined. It would surely be along fight, but it would be all worth it in the end. Besides, asbestos firms had profited greatly in the past, but they overlooked the risks they gave to people's health, including yours.
For more complete information on mesothelioma please go to:
[http://freemesotheliomalawyer.com/dist-of-columbia-find-an-attorney/]
[http://freemesotheliomalawyer.com]
http://www.drnathaliefiset.com
Article Source: https://EzineArticles.com/expert/Nathalie_Fiset/20773
Article Source: http://EzineArticles.com/602222
0 Response to "Setelah Ditolak Ceramah di China, Ustadz Abdul Somad Dapat Balasan Tak Disangka Dari Amerika"
Posting Komentar